1. MERAIH KUNCI KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN??
2. HIDUP ANDA BERSEMANGAT
DAN BERMANFAAT BAGI DIRI SENDIRI, KELUARGA,
DAN ORANG BANYAK??
3. MERUBAH MASA DEPAN ANDA SUPAYA LEBIH BAIK???
4. ANDA PEDULI AKAN MASA DEPAN ANAK-ANAK ANDA AGAR HIDUP LEBIH BAIK, SEJAHTERA DAN MAKMUR SEPANJANG MASA??
5. MEMILIKI BISNIS YANG BERMUARA UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT???
6. ANDA SUDAH KAYA INGIN HIDUP LEBIH BAHAGIA, TENANG, DAMAI??
7. MENDAPAT REJEKI DAN PENGHASILAN
YANG TERUS MENGALIR SEPANJANG HIDUP???
8. INGIN CEPAT KAYA RAYA SECARA HALAL DAN BAIK???
ILMU INI MERUPAKAN
RAHASIA UNTUK MERAIH
REJEKI BERUPA UANG YANG BERLIMPAH
SECARA MUDAH+HALAL+TERBUKTI NYATA.
DENGAN UANG ANDA YANG BERLIMPAH
ANDA BISA MEMENUHI SEMUA
DAN SEGALA KEBUTUHAN HIDUP ANDA,
APAPUN ITU.
SEPERTI=
MEMBANGUN/MEMBELI RUMAH,
BELI KENDARAAN,
WISATA KELILING INDONESIA,
BISA UMROH,
BISA HAJI
ATAU MEMBAYAR BIAYA SEKOLAH/KULIAH DLL.
ANDA BERMINAT............ ??????
INGIN MEMBUKTIKAN...........?????
MAHAR RP 400RIBU.
DI JOGJAKARTA
PENGASUH BPK AHMAD WANTORO,MSA,CHT
SMS /CALL :081 802 614 516.
WA/ SMS/ CALL= 0821 33629200
KLIK JUGA:
ALHIKMAH-INDONESIA.BLOGSPOT.COM
WWW.AURANAGA.BLOGSPOT.COM
NASEHAT ILMU KEMAKMURAN=
ANDA LAYAK DILAYANI DAN DIPUJA-PUJI
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah kamu lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, karena kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman” (Q.S. Ali 'Imrân: 139)
Anda amati ketika kesadaran Anda
dikoneksikan ke area duniawi, di sana terjadi kekacauan dan kekeruhan
tidak berperi. Politik pilpres 2019 nanti, misalkan, sudah sejak saat
ini terjadi saling bantai karakter, saling sikut, saling mengkampanyekan
diri sebagai yang terbaik, dan kisruh-kisruh lain sudah terasa
geregetnya. Itu karena "politik kekuasaan" memang level duniawi, tidak
luput dari kisruh.
Kisruh issu agama, kisruh ijin pendirian masjid dan gereja di
sebagian wilayah di Indonesia, dan issu-issu keagamaan lainnya, semuanya
mengoyak-oyak mentalitas kita.
Ya apapun yang terjerumus di dalam level materialitas berujung gaduh.
Tidak jauh beda dengan kehidupan pribadi Anda,
yang masih kisruh dan
gaduh hidupnya
dengan berbagai latar belakang problema,
itu ciri bahwa
Anda masih terjerumus di level materialitas.
Entah itu persoalan
harta,
persoalan politik,
persoalan agama,
persoalan bisnis,
persoalan
keluarga,
persoalan sosial,
persoalan dakwah,
bahkan persoalan
"spiritual",
jika terjerumus di level materialitas cirinya akan terjadi
"kegaduhan".
Spiritualitas dalam diri Anda suatu kesadaran
cemerlang yang ditanamkan Tuhan dari ruh-Nya. Dari ruh-Nya lah,
spiritualitas Anda digetarkan.
فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ
"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya dari ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud." (Q.S. Al-Hijr : 29)
Karena ini di level spiritualitas
terjadi kesepakatan dan kesatuan, karena spiritualitas itu "Esa" dari
ruh-Nya.
Kemarin saya singgung,
Anda yang muslim komitmen membangun
mental kaya akan berlimpah,
Anda yang non muslim juga sama.
Anda muslim
yang sedekah akan diunduhkan pengembalian berkali-kali lipat,
Anda yang
non muslim juga peroleh hal yang sama.
Anda yang muslim mau memaafkan
peroleh kemudahan,
Anda yang non muslim juga sama.
Yang gaduh itu
bukan spiritualitas, itu utuh materialitas.
Gaduh duit korupsi,
gaduh
jabatan publik,
gaduh "patung",
gaduh bid'ah,
gaduh syirik,
gaduh dengan
pasangan nikah, dan lain-lain.
Sebagaimana Q.S. Ali 'Imràn : 139
yang saya kutipkan di atas. Anda adalah makhluk al-a'laun (makhluk
tertinggi derajatnya).
Derajat ini semata-mata pemberkatan dari-Nya
karena di dalam diri Anda tertiup kesadaran spiritualitas dari ruh-Nya.
Karena derajat al-a'laun ini,
dari yang material seperti=
oksigen,
mineral, ultraviolet, nuklir, protein, vitamin,
hingga yang non material
seperti =
harga diri, empati,
tenggang rasa, perasaan, dan sebagainya
semuanya
ditundukkan untuk melayani Anda.
Kangkung tertunduk
sujud kepada Anda untuk ditumis,
bukan Anda yang ditumis untuk kangkung.
Jabatan presiden sebagai harga diri di kursi kenegaraan
ditundukkan
untuk harga diri Anda.
Jadi materi dan non materi semuanya ditundukkan
untuk Anda
hanya karena Anda makhluk al-a'laun.
Anda ibarat Maha Raja di kursi mahkota yang dilayani dayang-dayang alam semesta. Bukankah
sangat nyaman? Anda tercipta sebagai Maha Raja yang layak dilayani dan
dipuji-puja.
Lalu kenapa Anda masih gusar?
Masih kisruh?
Ada yang
mengaku terus kisruh dengan suami,
terus kisruh dengan anak,
terus
kisruh dengan bisnis,
terus kisruh dengan jabatan,
terus kisruh dengan
tetangga,
terus kisruh dengan tempat ibadah,
terus kisruh dengan
keustadzan atau kependetaannya?
Padahal Anda Maha Raja alam semesta yang
level derajatnya "dilayani" lahir batin?
Kisruh-kisruh dan
kegaduhan tersebut karena persoalan mentalitas Anda sendiri.
Mentalitas
Anda di-TKO oleh gemerlap materialitas duniawi, ini penyebabnya.
Mental kerenya tidak hilang-hilang.
Yang paling sering saya temukan
ketika ada teman sedikit kaya berduit,
Anda dengan cengeng numpangkan
mentel kere.
Kelihatannya guyon,
tapi minta traktir,
minta jatah duit,
minta gratisan, "
Kamu yang bos, ayo bayari kopinya dong," sambil
cekakak-cekikik.
Ini soal sederhana,
tapi prilaku begini benar-benar
menjatuhkan spiritualitas al-a'laun Anda.
Mentalitas al-a'laun
dijatuhkan untuk membeli rezeki yang nilai harganya jauh di bawah Anda.
Rendah sekali.
Merasa rezeki seret,
mengeluh ke antero RT.
Memberi sedekah masih takut banyak-banyak.
Perasaan terlalu terluka
mendalam ketika merasa boros duit.
Baru kena musibah handphone jatuh dan
rusak, dibikin berat sekali di hati.
Beli rokok, belanja kebutuhan
rumah tangga, mencari-cari yang murah biar hemat.
Anak sedang
senang-senangnya sekolah atau di pondok pesantren,
ditarik-tarik supaya
kerja saja.
Otak numpang dan merepotkan orang menjadi standar bepergian.
Kesana-kemari minta jemputan tidak mikir bayar.
Itu hanya contoh
kecil di wilayah duit yang Anda mentalitasnya sering di-TKO.
Mentalitas
kere,
mentalitas gratis,
mentalitas "ngakal-ngakal" keajaiban,
ini semua
bentuk penjualan karakter al-a'laun Anda pada materi.
Bukan derajat
Anda takluk dengan duit.
Anda takluk pada keadaan duit itu sama saja
maha raja yang takluk dan dikendalikan dayangnya. Pekok dan super oon.
Di wilayah emosi,
dendamnya tidak henti-henti pada orang yang melukai.
Komentar status fb saja sukanya nyinyir menjatuhkan harga diri si
pengunggah status fb, padahal status fbnya tidak memiliki unsur
provokasi.
Maka ini kalau ada orang nyinyir di status fb saya,
saya
selalu berperasaan,
"Kasihan ini orang,
hidupnya pasti masih ruwet".
Gemar mengunggah status fb berbau SARA yang pro kontra.
Pada suami atau
istri selalu geram hati,
selalu ingin dimengerti dan pihak pasangan yang
harus menerima "salah",
selalu menuntut agar pasangannya sesuai pikiran
dan perasaannya
tanpa pernah berpikir bagaimana memahami pasangan.
Luka
hati karena cinta dipegang kuat-kuat.
Mantan pacar dirindu-rindukan
padahal sudah punya pasangan nikah.
Di jalanan macet saja,
mulut
nyinyir.
Motoran nemu lampu merah, ngeluh-ngeluh.
Kepala sakit, ngeluh.
Motor mogok, nyinyir. Dan lain-lain.
Itulah emosi-emosi semrawut.
Ketika emosi
masih semrawut demikian,
Anda mau kerja dari pagi sampai pagi lagi,
nemunya kemerungsung melulu.
Karena ketika masih semrawut emosinya,
itu
tanda spiritualitas al-a'laun Anda masih di-TKO oleh huru-hara level
materialitas.
Anda maha raja yang takluk dan tunduk pada permainan
dayang.
Pekok dan super oon.
Karena ini zikir,
shalat,
meditasi, yoga, a
tau apapun ritualnya
istiqamahkan untuk dirutinkan agar emosi tidak semrawut.
Sederhananya, terlalu kokoh menggenggam,
itu yang jadikan Anda terjatuh
dari derajat tertinggi makhluk sebagai makhluk al-a'laun.
Sehingga alam
semesta yang telah di-setting harmoni untuk melayani Anda,
justru hadir
sebagai peluka dan penyayat hidup Anda.
Bermentallah kaya,
mental "semugih",
mental pemaaf,
mental toleran,
mental jantan,
mental
perwira, dalam segala urusan hidup,
karena hanya Andalah yang bisa
membawa perubahan untuk diri Anda sendiri.
Mari temukan spiritualitas
ruh-Nya dalam diri kita agar tidak dikacau-balaukan oleh kegaduhan
materialitas.
Mari belajar melepas!
[DICOPY DARI FB MUHAMMAD NURUL BANAN]